بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السلام عليكم dan Selamat Sejahtera
Kisah singkat
Kisah singkat, Puyang Nata Kerti ini hanya dituliskan dengan informasi yang tidak lengkap. Tempat kelahiran beliau adalah desa Kurungan Jiwa, masuk wilayah Kesultanan Palembang Darussalam. Saat ini desa Kurungan Jiwa telah digabungkan dengan desa Baru Lubai, sehingga berubah namanya menjadi “Jiwa Baru” merupakan wilayah dari kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan
Beliau ini, darimana asal kedatangannya, tidak diketahui dengan pasti, sebab bukti-bukti sejarah tentang beliau, tidak ada yang tertulis. Hanya lazim menurut cerita-cerita yang di tuturkan dari mulut ke mulut oleh anak cucu beliau turun temurun, bahwa beliau diperkirakan lahir pada tahun 1.500 Masehi.
Ayahanda beliau adalah Puyang Kencana Dewa yang bergelar Jaga Niti. Ibunda beliau namanya tidak diketahui, sehingga informasinya tidak dapat dituliskan.
Anak keturunan
Anak Puyang Nata Kerti, hanya 3 (tiga) orang yang dapat diketahui namanya yaitu :- Puyang Rentamad
- Puyang Riamad (Lebi)
- Puyang Desamad (Kemala)
Anak Puyang Rentamad (Lebi) bin Puyang Nata Kerti, hanya 2 (dua) orang dapat diketahui namanya yaitu :
- Sinar
- Detiah
- Remali
- Syeh Ali
- Deragap
- Sejambul
- Rentijah
- Aliakim
Puyang Aliakim mempunyai anak yaitu :
- Abdul Syukur
- Haji Hasan
- Abu Nikmat
Komunitas Kurungan Lembak
- Kakek Abu Nikmat bin Puyang Aliaqim bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Gunung Raja, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Abu Nikmat, saat ini sebagian berdomisili di desa Gunung Raja, provinsi Sumatera Selatan
- Kakek Haji Hasan bin Puyang Aliaqim bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Haji Hasan, saat ini sebagian berdomisili di Provinsi Lampung
- Kakek Haji Sidik bin Puyang Remali bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Haji Sidik, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Kakek Haji Basar bin Puyang Remali bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Haji Basar, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Kakek Haji Saleh bin Puyang Remali bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Haji Saleh, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan Sumatera Selatan.
- Kakek Gangsi bin Puyang Syeh Ali bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Gangsi, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Kakek Hasan bin Puyang Sejambul bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Haji Hasan, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Kakek Haji Husin bin Puyang Rentijah bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Haji Husin, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Kakek Mualik bin Puyang Rentijah bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Kakek Mualik, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Nenek Hamidun bin Puyang Rentijah bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Nenek Hamidun, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Nenek Saibah bin Puyang Rentijah bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti. Makam beliau di desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Anak keturunan Nenek Saibah, saat ini sebagian berdomisili di desa Kurungan Jiwa dan menyebar di provinsi Sumatera Selatan
- Desa Beringin, terdapat anak keturunan Puyang Natakerti, antara Erwadi bin Rofi'i yang pernah jaya memiliki Rumah Makan Rindu Alam di Desa Beringin Lubai;
- Desa Aur, terdapat anak keturunan Puyang Natakerti, tetapi tidak ada data akurat, sehingga silsilah keturunan tidak dapat dimuat;
- Desa Prabumenang, terdapat anak keturunan Puyang Natakerti, tetapi tidak ada data akurat, sehingga silsilah keturunan tidak dapat dimuat;
- Desa Umpam, kecamatan Lengkayap, kabupaten Ogan Komering Ulu, provinsi Sumatera Selatan, tetapi tidak ada data akurat, sehingga silsilah keturunan tidak dapat dimuat. Pada kunjungan penulis ke desa Umpam pada tahun 1982-an, banyak penduduk disana mengaku anak keturunan Puyang Natakerti. Penulis sempat berdialog dengan mereka yang mengaku masih saudara Biul bin Burlian bin Kakek Haji Sidik bin Puyang Remali bin Puyang Sinar bin Puyang Riamad (Lebi) bin Puyang Natakerti.
- Almarhum Puyang Riamad bergelar Lebi atau Lebai. Semasa hidupnya pernah menjadi tokoh agama islam di desa Kurungan Jiwa. Gelar Lebai merupakan gelar struktural bidang agama islam pada masa pemerintahan sistem Marga. Kedudukan dan wewenang Lebai sama dengan Penghulu nagari di daerah Minangkabau, Sumatera Barat
- Almarhum Wak Muhammad Haqi. Semasa hidupnya pernah menjadi tokoh masyarakat di desa Kurungan Jiwa. Jabatan beliau adalah Kerio atau kepala desa Kurungan Jiwa. Kerio merupakan gelar struktural bidang pemerintahan pada masa pemerintahan sistem marga
- Almarhum Kakek Mazheri bin Wak Haji Husin bin Nenek Rentijah. Semasa hidupnya pernah menjadi tokoh masyarakat di desa Kurungan Jiwa. Jabatan beliau adalah Kerio atau kepala desa Kurungan Jiwa. Kerio merupakan gelar struktural bidang pemerintahan pada masa pemerintahan sistem marga
- Almarhum Ayahanda M. Ibrahim bin Kakek Haji Hasan bin Puyang Aliakim, semasa hidupnya pernah menjadi tokoh pejuang kemerdekaan diwilayah Sumatera Selatan nomor anggota 33, Komandannya Almarhum Kolonel Sjarnubi Said. Selain sebagai tokoh pejuang kemerdekaan beliau pernah menjabat Sekretaris marga Lubai suku I pada awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946-an. Penggawa kampung satu desa Baru Lubai pada tahun 1965 sampai dengan 1970, Anggota Dewan Marga Lubai suku satu pada tahun 1966 sampai dengan 1969
- Almarhum Kakanda Biul Burlian, semasa hidupnya merupakan TNI yang bergeriliya dengan pangkat terakhir Kapten. Beliau juga pernah menjabat Pasirah marga Rambang Kapak tengah II yang berkedudukan di Prabumulih
- Almarhum Drs. Haji M. Aimin Fikri bin Kakak Umar Khotob. Semasa hidupnya pernah menjadi Kepala Kementerian Agama kabupaten Muara Enim
Adapun anak keturunan Puyang Natakerti yang lainnya, banyak yang berhasil mengukir prestasi di berbagai bidang pemerintahan. Berdasarkan info yang didapat penulis, bahwa anak keturunan beliau sebagai berikut :
- Menjadi Anggota Kepolisian Republik Indonesia, prestasi : mencapai pangkat perwira;
- Menjadi Anggota Tentara Nasional Indonesia, prestasi : mencapai pangkat perwira;
- Menjadi pejabat di Kementerian Keuangan Republik Indonesia, prestasi : Eselon II;
- Menjadi pejabat di Kementerian Agama Republik Indonesia, prestasi : Eselon III;
- Menjadi Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan dan sebagainya.
Harta Peninggalan
Pada mulanya harta peninggalan Puyang Natakerti melimpah ruah. Diantara harta peninggalan beliau adalah berupa tanah lahan pertanian, Tebat, Danau, tanam tumbuh buah-buahan. Akan tetapi dikarenakan penulis tidak mempunyai data-data pendukung yang lengkap, maka penulis tidak dapat untuk menuliskan satu persatu harta peninggalan beliau. Adapun diantara harta peninggalan beliau penulis ketahui sebagai berikut :Tanah untuk lahan pertanian, seluas ber hektar-hektar terletak di daerah “Air Sabut”, desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 1970-an tanah dikawasan ini, pernah dibuka menjadi lahan pertanian : Ladang Padi darat dan Kebun Karet. Yang membuka tanah Puyang Natakerti adalah Masyarakat desa Kurungan jiwa dan Baru Lubai, mendapat dukungan penuh dari pemerintah marga Lubai suku satu yaitu dari Pasirah Abdul Haris. Masyarakat Kurungan Jiwa dan Baru Lubai menamakan kegiatan ini “Proyek Natakerti”.
“Proyek Natakerti” adalah suatu kegiatan bersama yang dilaksanakan oleh masyarakat desa Kurungan jiwa dan Baru Lubai, untuk mencapai tujuan yang luhur yaitu menyongsong kemakmuran bersama melalui pertanian. Untuk mencapai tujuan yang lahur itu, maka dibuatlah sebuah bendungan di Air Sabut. Tinggi bendungan lebih kurang tinggi 15 meter, lebar 45 meter ketebalan 5 meter. Bendungan dibuat menggunakan tanah biasa yang diberi pagar kayu. Tujuan dari dibuatnya bendungan ini adalah menjadi sumber air untuk mengaliran pesawahan dan menjadi tempat memelihara ikan. Adapun kegiatan lain adalah masing-masing kepala keluarga yang tergabung dalam “Proyek Natakerti” mendapa lahan pertanian, seluas lebih kurang 2 (dua) hektar. Lahan pertanian seluas 2 hektar itu dipergunakan untuk menanam padi darat dan membuat kebun karet.. Saat proyek ini dilaksanakan, penulis masih duduk dikelas III Sekolah Dasar Negeri Baru Lubai. Dari proyek ini yang berkesan bagi penulis adalah sebuah pantun yang sering dilantun oleh anak-anak desa Jiwa Baru tatkala itu. Biasanya pantun dilantunkan ketika pergi menuju kelokasi proyek Natakerti, dan saat pulang meninggalkan lokasi proyek Natakerti.
Bunyi pantun anak-anak desa Jiwa Baru Lubai sebagai berikut :
Pagi-pagi pergi ke Proyek Natakerti,
Kalau pergi, jangan lupa membawa nasi,
Walaupun proyek Natakerti telah jadi,
Tapi sayang banyak oyek daripada nasi.
Makam
Makam Puyang Nata Kerti tidak diketahui secara pasti dimana letaknya, apakah berada di desa Kurungan Jiwa (Jiwa Baru) kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan ataukah berada diluar wilayah Lubai. Hal ini sangat disayangkan, mengingat banyak anak keturunan beliau kemungkinan ingin berziarah, namun tidak mengetahui keberadaan makam beliau, sehingga tidak seorangpun dapat berziarah kepada makam beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar