Minggu, 13 Oktober 2013

Kisah Suku Lubai

acara pernikahan
suku Lubai
Suku Lubai, adalah suatu masyarakat adat yang bermukim di desa kecamatan Lubai dan Lubai Ulu, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatra Selatan. Pemukiman suku Lubai berada pada dataran rendah, yang dilintasi oleh sungai Lubai.

Suku Lubai, dikelompokkan ke dalam bagian sub-suku Ogan. Tetapi pada umumnya suku Lubai tidak setuju dikelompokkan ke dalam bagian suku Ogan. Karena menurut mereka, bahwa mereka adalah suatu komunitas adat tersendiri yang berbeda dengan suku Ogan.

Bahasa yang diucapkan oleh masyarakat suku Lubai adalah bahasa Lubai, salah satu dialek bahasa Melayu yang mirip dengan bahasa Melayu Deli di Sumatra Utara.

Masyarakat suku Lubai diperkirakan hampir seluruhnya adalah pemeluk agama Islam. Salah satu seni tari tradisional suku Lubai yang populer adalah Tari Tanggai. Budaya, adat istiadat dan bahasa Lubai identik dengan budaya, adat-istiadat dan bahasa suku Ogan. Oleh karena itulah suku Lubai ini sering dianggap sebagai bagian dari suku Ogan.

Asal usul suku Lubai sendiri, tidak diketahui secara pasti darimana mereka berasal. Namun, ada beberapa versi yang mencoba menceritakan tentang asal-usul suku Lubai ini.

  1. versi pertama, bahwa suku Lubai berasal dari anak keturunan murid Ratu Bagus Kuning (tokoh dari Kesultanan Palembang Darussalam) yang disebut penghulu sebanyak 11 orang yaitu : Penghulu Gede, Datuk Buyung, Kuncung Emas, Panglima Bisu, Panglima Apo, Syekh Ali Akbar, Syekh Maulana Malik ibrahim, Syekh Idrus, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Bujang juaro. Ratu Bagus Kuning, adalah tokoh agama dari Kesultanan Palembang Darussalam, Salah seorang dari 11 orang tersebut ada yang menyiarkan agama islam di marga Lubai. Beliau yang berdakwah di marga Lubai ini, dianggap merupakan nenek moyang masyarakat Lubai; 
  2. versi kedua, bahwa suku Lubai adalah keturunan dari bangsa-bangsa yang bermigrasi dari dataran tinggi Yunnan di Cina Selatan. Masuk ke pulau Sumatra pada masa sebelum Kerajaan Sriwijaya. Pada awal kedatangan, dahulunya datang satu gelombang bersama-sama suku-suku lain seperti suku Pasemah, Lampung, Abung, Ogan dan lain-lain, yang awalnya menetap pada satu daerah di pesisir, tetapi karena masuknya mendapat tekanan dari pihak Kerajaan Sriwijaya, akhirnya terpecah-pecah masuk lebih ke pedalaman.
  3. versi ketiga, dikatakan berasal dari keturunan orang-orang dari Kesultanan Banten. Hal ini tidak diterima oleh masyarakat Lubai sendiri, karena apabila dilihat dari segi fisik dan bahasa serta budaya, jelas sangat berbeda antara orang Lubai dan orang Banten.

Sebagian besar suku Lubai hidup pada bidang pertanian, seperti berkebun pohon Karet untuk mendapatkan getah pohon karet, serta berladang terutama menanam Nanas. Menangkap ikan seperti memancing juga mereka lakukan di kala senggang, seperti pada hari libur dan tidak ada kegiatan lain. Selain itu telah banyak dari masyarakat suku Lubai yang bekerja di sektor pemerintahan maupun swasta.

Sumber:
serumpunlubai.blogspot.com 
margalubai.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar