بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السلام عليكم dan Selamat Sejahtera
Pendahuluan
Keluarga kami bukan berasal dari kaum bangsawan dan kaum hartawan. Pola kehidupan keluarga kami, mengutamakan hidup dalam kesederhanaan. Pola hidup kesederhaan ini selalu ditanamkan oleh kedua orang tua penulis, kepada anak keturunannya. Jatuh bangunnya perekonomian keluarga kami, membuat kami anak keturunannya tabah dalam menghadapi beberapa masalah.
Ada falsafah hidup yang sering diakatakan Ayahanda kepada penulis yaitu jadikan diri kita laksana air mengalir. Kadang mengalir dengan deras, kadang mengalir dengan tenang. Kalau lagi berpunya harta benda jangan lupa diri dan kalau lagi dalam kekurangan harta jangan ditunjukan pada orang lain. Dalam bahasa Lubai : kalu lagi ade jangan galak ngancakan rete, tapi kalu lagi buntu jangan ditunjukkan kejeme lain.
Masa Balita, usia 1 s.d 3 tahun
Penulis saat usia Balita, berdomisili di desa Baru Lubai (Jiwa Baru), kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Sebagaimana kehidupan dari keluarga yang sederhana, penulis pada usia masa balita sesungguhnya tidak banyak yang menarik untuk ditulis pada webblog. Akan tetapi dari kisah hidup penulis usia balita ini, ada sesuatu yang ingin disampaikan pada pembaca yang budiman, khususnya anak keturunan penulis dan sanak saudara.
Masa usia sekolah, 6 s.d 12 tahun
Penulis saat usia sekolah 6 s.d 9 tahun berdomisili di desa Baru Lubai (Jiwa Baru), kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan, pada usia 10 s.d 12 tahun di kelurahan Sinar Semendo, kecamatan Talang Padang, kabupaten Tanggamus, provinsi Lampung. Sebagaimana kehidupan dari keluarga yang sederhana, masa kanak-kanak bagi penulis sesungguhnya tidak banyak yang menarik untuk ditulis pada webblog. Akan tetapi dari kisah hidup penulis masa-masa kanak ini, ada sesuatu yang ingin disampaikan pada pembaca yang budiman.
Kisah Bermain Musik
Penulis bersama-sama teman-teman membuat orkes-orkesan dengan peralatan-peralatan seadanya. Peralatan yang kami pergunakan seperti botol kecap untuk bunyi seperti tamborin, derigent plastik untuk bunyi seperti gendang, sisir diberikan plastik untuk bunyi harmonika. Kami memainkan alat-alat tersebut sesuai dengan irama lagu dangdut top hit pada saat itu seperti lagu : Kebinaria, Rindu Bayangan, Senyumlah dan sebagainya. Adapun cara memainkan peralatan itu diseuaikan dengan irama lagu tersebut, jika peralatan itu dianggap belum cukup maka suara kami akan menimpalnya sehingga kelompok orkes-orkesan kami mirip dengan kelompok musik sesungguhnya.
Para pemain kelompok musik dangdut anak-anak ini sebagai berikut :
- Amarullah Wanahi, pemain gendang / pimpinan;
- Muhammad Hoyin Lubai, pemain harmonika / wakil pimpinan;
- Joni Lubai, pemain tamborin;
- Mustakim Lubai, pemain bass;
- Hilyamah Lubai, penyanyi
- Istiqomah Lubai, penyanyi
- Zuryana Lubai, penyanyi
Kisah Bermain Kelereng
Penulis mempunyai teman-teman bermain kelereng di Baru Lubai, kecamatan Prabumulih, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut :
- Zikriyadi bin Huyur Lubai
- Malyadi bin Abdullah Lubai
- Muhammad Hoyin bin M. Tauzi Lubai
- Joni bin Abul Lubai
- Edison bin Madeha Lubai
- Sudirion bin Kuris Lubai
- Arsis Tawa bin Robin Lubai
- Aryanda bin Jamaluddin Lubai
Masa Remaja, usia 12 s.d 18 tahun
Penulis saat usia remaja, 12 tahun s.d 18 tahun berdomisili di kelurahan Tanjung Agung, kecamatan Tanjungkarang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Masalah remaja adalah masa datangnya pubertas ”sebelas sampai empat belas tahun” sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Pada masa remaja ini, kisah penulis penuh dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan.
Kisah indah masa remaja
Berkeliling Kota Bandar Lampung bersama teman-teman. Kami berkeliling kota masuk gang keluar gang dengan berjalan kaki. Jarak tempuh yang jalani mencapai puluhan kilo meter. Rute yang kami lalui, selalu berubah-rubah. Diantara rute yang pernah kami lalui adalah mengikuti jalur rel Kereta Api dari stasiun Tanjung Karang sampai dengan stasiun Rajabasa. Sungguh indah saat kami bersama-sama jalan menelusuri kota Bandar Lampung, sambil bersenda gurau, merangkai kata demi kata.
Kisah sedih masa remaja
Pada tahun 1980 Rhoma Irama Show dilaksanakan di Kota Bandar Lampung. Saat itu Rhoma Irama bersama Soneta Group adalah Rajanya seniman Dangdut di tanah air. Penulis bersama teman-teman ingin menonton pertunjukan Soneta Group show bersama Rhoma Irama. Tempat pertunjukkan ini diadakan di Gedung Olahraga Saburai Bandar Lampung. Niat kami hendak menonton pertunjukan seni musik Dangdut itu, tidak kesampaian. Karena ditengah perjalanan menuju tempat show, kami diajak ribut oleh sekelompok remaja lainnya. Penulis bersama teman-teman menghindari terjadinya keributan itu, sehingga kami membatalkan niat menonton pertunjukkan show Dangdut. Sungguh menyedihkan kisah dimasa remaja ini, bersama teman-teman penulis.
Logaritma kegiatan masa remaja
Minggu: Mancing di Sungai Balau dan makan buah kelapa muda (dugan); Senin: Jalan santai mengelilingi kota Tanjungkarang; Selasa: Main gitar; Rabu: Cuci-mata di Stasiun Kereta Api Tanjungkarang; Kamis: Kongkow-kongkow di lapangan parkir Saburai Tanjungkarang; Jumat: Santai bareng dirumah; Sabtu: Nonton film bareng di Bioskop King Tanjungkarang, begadang sampai pagi di depan Bioskop Sinar Pasar Tugu Tanjung karang; Ada sejumlah alasan untuk ini: Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya; Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir; Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Minggu: Mancing di Sungai Balau dan makan buah kelapa muda (dugan); Senin: Jalan santai mengelilingi kota Tanjungkarang; Selasa: Main gitar; Rabu: Cuci-mata di Stasiun Kereta Api Tanjungkarang; Kamis: Kongkow-kongkow di lapangan parkir Saburai Tanjungkarang; Jumat: Santai bareng dirumah; Sabtu: Nonton film bareng di Bioskop King Tanjungkarang, begadang sampai pagi di depan Bioskop Sinar Pasar Tugu Tanjung karang; Ada sejumlah alasan untuk ini: Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya; Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir; Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Masa Dewasa, usia 18 s.d 35 tahun
Penulis saat usia dewasa, usia 18 s.d 35 tahun berdomisili di kelurahan Tanjung Agung, kecamatan Tanjung karang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Kisah masa dewasa ini, jika dibuatkan berdasarkan lintasan waktu dan peristiwa banyak yang menarik untuk dituliskan. Akan tetapi mengingat beberapa peristiwa itu, ada sebagian tidak etis, jika di ungkapkan disini. Maka penulis hanya menulis beberapa kisah saja.
Kisah Pernikahan
Penulis saat usia dewasa, usia 18 s.d 35 tahun berdomisili di kelurahan Tanjung Agung, kecamatan Tanjung karang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Kisah masa dewasa ini, jika dibuatkan berdasarkan lintasan waktu dan peristiwa banyak yang menarik untuk dituliskan. Akan tetapi mengingat beberapa peristiwa itu, ada sebagian tidak etis, jika di ungkapkan disini. Maka penulis hanya menulis beberapa kisah saja.
Kisah Pernikahan
Penulis menikah dengan seorang perempuan bernama Hatimah binti Muhammad Toha, pada tanggal 17 Juli 1984, bertempat di kelurahan Kedamian, kecamatan Tanjung karang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Acara pernikahan kami saat sederhana, tamu undangan yang hadir hanya keluarga terdekat saja.
Kisah Indah
Menjadi pembaca do’a pada kegiatan hari besar islam dan acara lepas – sambut pejabat di kantor tempat bekerja, sejak tahun 1985 sampai dengan saat ini.
Salah seorang sanak saudara penulis pernah meminta pertolongan kepada penulis, saat itu dia ditimpa musibah. Dia datang dengan menghiba, dengan ungkapan meminta bantuan untuk diselesaikan permasalahan yang dihadapi olehnya. Setelah dia berhasil keluar dari himpitan permasalahan itu, serta mendapat harta yang berlimpah, dia lupa siapa yang pernah menolongnya. Seakan-akan dia mengangap semua yang diraihnya dari hasil upaya dia sendiri. Laksana pribahasa bagaikan kacang lupa dengan kulitnya.
Masa Muda, usia 35 s.d 50 tahun
Penulis saat usia dewasa, usia 35 s.d 50 tahun berdomisili di kelurahan Tanjung Agung, kecamatan Tanjung karang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Kisah masa dewasa ini, jika dibuatkan berdasarkan lintasan waktu dan peristiwa banyak yang menarik untuk dituliskan. Akan tetapi mengingat beberapa peristiwa itu, ada sebagian tidak etis, jika di ungkapkan disini. Maka penulis hanya menulis beberapa kisah saja.
Kisah Indah
Kisah Sedih
Kisah sedih ini terjadi saat penulis mengikuti pertemuan Forum Komunikasi Lubai Bersaudara, di kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 30 Desember 2012. Acara pertemuan FKLB tidak menghasilkan kepengurusan yang representatif.
Menjadi pembaca do’a pada kegiatan hari besar islam dan acara lepas – sambut pejabat di kantor tempat bekerja, sejak tahun 1985 sampai dengan saat ini.
- Menjadi pembaca do’a acara pengajian perantau Lubai di Bandar Lampung.
- Menjadi Pembawa Acara pada acara resepsi pernikahan keluarga perantau Lubai di kota Bandar Lampung.
- Menjadi instruktur pelatihan Aplikasi Komputer pada kegiatan sosialisasi di kantor tempat bekerja. Kemampuan untuk menoperasionalkan komputer ini didapat penulis, hasil dari belajar autodidak sejak tahun 1990;
- Mewakili keluarga perantau desa Jiwa Baru Lubai di kota Bandar Lampung, pada kegiatan lamaran pertunangan, pada kegiatan Ijab Qabul Perkawin an, pada resepsi Pernikahan.
Salah seorang sanak saudara penulis pernah meminta pertolongan kepada penulis, saat itu dia ditimpa musibah. Dia datang dengan menghiba, dengan ungkapan meminta bantuan untuk diselesaikan permasalahan yang dihadapi olehnya. Setelah dia berhasil keluar dari himpitan permasalahan itu, serta mendapat harta yang berlimpah, dia lupa siapa yang pernah menolongnya. Seakan-akan dia mengangap semua yang diraihnya dari hasil upaya dia sendiri. Laksana pribahasa bagaikan kacang lupa dengan kulitnya.
Masa Muda, usia 35 s.d 50 tahun
Penulis saat usia dewasa, usia 35 s.d 50 tahun berdomisili di kelurahan Tanjung Agung, kecamatan Tanjung karang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Kisah masa dewasa ini, jika dibuatkan berdasarkan lintasan waktu dan peristiwa banyak yang menarik untuk dituliskan. Akan tetapi mengingat beberapa peristiwa itu, ada sebagian tidak etis, jika di ungkapkan disini. Maka penulis hanya menulis beberapa kisah saja.
Kisah Indah
- Mengikuti Pelatihan Aplikasi Komputer di Jakarta, di Hotel Mercure, Ancol, Tanjung Periuk Jakarta, tahun 2010
- Mengikuti Rapat Koordinasi lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung, di Hotel Marbella, Anyer, Banten.
Kisah Sedih
Kisah sedih ini terjadi saat penulis mengikuti pertemuan Forum Komunikasi Lubai Bersaudara, di kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 30 Desember 2012. Acara pertemuan FKLB tidak menghasilkan kepengurusan yang representatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar