Minggu, 13 Oktober 2013

Kisah Ngambek Ahi

Budaya gotong royong memang sangat kental dalam masyarakat tanah air, seperti gotong royong membangun rumah, gotong royong membuka lahan pertanian, gotong royong memanen padi. 



Masyarakat Lubai mempunyai suautu tradisi gotong royong sejak zaman nenek moyang secara turun temurun yaitu menanam padi bersama-sama dengan para kerabat dan sahabat yang disebut dalam bahasa Lubai "nugal padi"

Kisah Ngambek Ahi


Ngambek ahi dalam bahasa Lubai, mempunyai makna mengambil hari suatu kegiatan memberikan tenaga bantuan kepada pihak lain agar dihari yang lain orang yang telah kita bantu tadi akan memberikan tenaga bantuan kepada pihak kita kembali. Pelaksanaan ngambek akhi biasanya dilaksana pada saat kegiatan musim nugal, yaitu ketika menanam padi di ladang. Ngambek ahi nugal padi adalah kegiatan bergotong royong dengan cara melubangi tanah pada areal ladang, dengan alat tugal kemudian di isi dengan benih padi. Sudah menjadi tradisi masyarakat Lubai bahwa yang bertugas menugal adalah kaum Adam dan yang memasukkan benih kedalam lubang tugalan kaum Hawa. Suatu kerjasama yang sangat harmonis dan dinamis

Keluarga besar penulis pernah mengadakan acara "ngambek ahi nugal padi". Waktu pelaksanaan acara "ngambek ahi nugal padi" di Ladang kami di dataran Gemsuruman, desa Kurungan Jiwa, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan

Sistem ngambek ahi seperti arisan tenaga, dalam kesempatan ini keluarga penulis sebagai tuan rumah arisan. Mendapat giliran untuk mengundang kerabatan dan sahabat mengadakan acara nugal padi, pada hari yang lain Ayahanda penulisi mendapat undangan dari kerabat dan sahabat beliau


Tugas Pemilik Ladang

Memberitau hari/tanggal waktu pelaksanaan Nugal. sekaligus mengundang orang-orang berkisar 10 samapai 30 orang tergantung luas Ladangnya. Biasannya diutamakan keluarga dan tetangga rumah yang sekampung, atau masyarakat di sekitar Ladang. Nugal diikuti bukan hanya oleh orang tua saja, melainkan anak-anak, laki-laki, perempuan. Mereka berbagi tugas, ada yang bertugas melubangi tanah pakai tongkat kayu (tugal) yang ditajamkan disebut juga menugal, ada yang bertugas memasukan benih padi kelubang yang sudah disiapkan disebut juga memenih padi, ada yang bertugas memasak menyiapkan makanan dan minuman. Kayu yang dibuat tugal biasanya dari jenis kayu keras seperti kayu pelawan, kayu manggis hutan, kayu menghampuian.

Berkewajiban menyediakan tugal, bibit padi dan makanan serta minuman untuk pekerja Nugal padi. Kegiatan Nugal Padi merupakan saat yang tepat si Bujang Lubai memberikan tenaganya kepada keluarga si Gadis Lubai. Bahkan kadangkala si Bujang yang membuat lubang disebut juga Nugal dan si Gadis yang memasukkan benih disebut juga menih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar